Terakhir diperbarui pada Mei 28, 2024
Pengalaman kuliah di luar negeri memang berbeda dengan di Indonesia. “Lain makanan lain lauknya, lain kampus lain iklimnya” begitu kata orang. Selain berbeda makanan, kuliah di luar negeri juga memiliki banyak perbedaan misalnya budaya, bahasa, lingkungan, dan suasana.
Nah, disini saya akan membahas pengalaman saya kuliah di 國立中央大學 (National Central University/NCU), Taiwan. Saya akan membahas beberapa aspek yang berbeda dengan kondisi kuliah di Indonesia. Sebagai catatan, kemungkinan ada sedikit perbedaan kuliah di Taiwan dengan di negara lain. Dan saya hanya menceritakan pengalam dari jurusan CSIE dan laboratorium ISSL saja. Kemungkinan beda jurusan juga sedikit berbeda lingkungannya. Selain itu, sudut pandang yang saya lihat adalah saat menempuh kuliah S3 atau doktoral.
Bahasa
Saat kuliah di luar negeri pasti hal pertama yang di khawatirkan adalah perbedaan bahasa. Namun, saat pertama kali saya sampai di Taiwan, tidak ada kebingungan sedikitpun dalam hal bahasa. Karena sesampainya di bandara, Bahasa Inggris masih menjadi bahasa utama. Untuk Taiwan sendiri, warganya menggunakan Bahasa Mandarin. Hanya saja logatnya sedikit berbeda dengan Cina daratan.
Namun, saat sudah keluar dari bandara, semuanya berubah. Saya seperti anak TK yang tidak mengerti bahasa orang dewasa. Untungnya kami di jemput oleh mahasiswa PPI NCU dari bandara dan diantar sampai ke apartemen yang telah kami sewa sebelum berangkat ke Taiwan. Tapi itu hanya permulaan. Saat sudah di apartemen, keluar ke jalanan, semuanya berbahasa Mandarin.
Wei, nimen yao qu naali? ni yao mai shenme? deng yixia. naa, wo bu dong. ni you shouji ma? due. dst…
Bahasa Saat Kuliah
Untungnya, di kampus masih 50:50 Bahasa Inggris:Bahasa Mandarin. Kebanyakan mahasiswa, dosen, dan staff kampus di Taiwan bisa berbahasa Inggris. Itulah mengapa, TOEFL menjadi salah satu syarat bagi pelajar Indonesia untuk kuliah di Taiwan.
Namun orang awam, penjaga toko, atau pedagang di pasar jarang yang bisa Bahasa Inggris. Solusi terakhir adalah kita bisa memakai google translate untuk membantu berbicara kepada orang lain.
Untuk kuliah dengan mahasiswa internasional, digunakan Bahasa Inggris. Namun terkadang juga bilingual. Terkadang juga full Bahasa Mandarin namun kondisi ini hanya saat-saat tertentu saja. Berikut adalah gambaran perkuliahan di Taiwan dengan Bahasa Inggris.
Disaat ada perkuliahan yang 100% Bahasa Mandarin, saya hanya bisa melongo, buka ponsel, mencoba menerjemahkan sebisanya, dll. Namun sayangnya google translate voice tidak akurat sama sekali. Mungkin karena suara yang tidak terlalu jelas dan penyampaiannya yang cukup cepat. Alhasil, saya hanya bisa mem-foto slide di layar, lalu diterjemahkan dengan google translate. Hasilnya kadang tidak begitu bisa dimengerti. Jadi pada akhirnya perlu mencari sumber lain di Google untuk memahaminya.
Kewajiban Mengambil Mata Kuliah Bahasa Mandarin
Sebagian mahasiswa internasional, kami diwajibkan mengambil mata kuliah Bahasa Mandarin minimal Level 1: Speaking & Listening. Hal ini dapat membantu mahasiswa internasional untuk berkomunikasi dengan penduduk sekitar. Hal ini diwajibkan apalagi untuk yang memperoleh beasiswa.
Saya sendiri mengambil kuliah bahasa sampai Level 2. Dengan kuliah bahasa paling tidak kita bisa berbicara mandarin sederhana, seperti memperkenalkan diri, cara belanja di minimarket atau pasar, berkomunikasi saat berkendara, dan cara menerima paket. Ya meskipun ujung-ujungnya masih pakai Google Translate, tapi ini sudah cukup banyak membantu.
PPI
Sudah banyak negara yang memiliki organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), termasuk Taiwan. Umumnya tiap universitas besar memiliki satu PPI di dalamnya. PPI akan membantu kita dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan mereka juga akan mengadakan banyak kegiatan yang bermanfaat.
Pengalaman saya, PPI membantu mulai dari kedatangan, hingga lulus kuliah. Informasi-informasi seputar akademis, organisasi lain, kehidupan, biaya, makanan, hingga tempat wisata dapat langsung didapatkan dari anggota PPI. Bagi saya, yang paling penting adalah informasi makanan halal dan katering halal, karena makanan halal cukup sulit di Taiwan. Jika kalian suka berorganisasi, kalian bisa bergabung di dalamnya. Ada beberapa info penting mengenai NCU yang bisa kalian dapatkan pada video berikut:
Teman Dari Negara Lain
Secara umum, jika kuliah di universitas yang sudah dikenal global, maka banyak mahasiswa yang berasal dari banyak negara. Saat awal masuk kelas di sebuah mata kuliah, rasanya keren melihat teman sekelas dari berbagai negara. Ada yang dari Vietnam, Malaysia, Thailand, Mongolia, Pakistan, India, Mesir, Perancis, Austria, dan yang pasti dari Taiwan. Tapi lama-kelamaan jadi terbiasa. Kita bisa menyadari bahwa banyak sekali ras dan suku di dunia ini. Dan saya beruntung bisa bertemu dan bertukar informasi, kebudayaan, bahasa, dan lain sebagainya dengan mereka. Berikut adalah salah satu dokumentasi international conference ISPACS 2021 yang diikuti Ida Wahyuni, dimana pesertanya berasal dari berbagai negara.
Inilah yang menjadi salah satu keuntungan jika kuliah di luar negeri. Kita jadi memiliki teman dari berbagai belahan dunia. Dapat berdiskusi dengan mereka sekaligus mengasah Bahasa Inggris kita, atau saling belajar bahasa mereka. Ini menjadikan kita memiliki koneksi yang semakin luas. Mungkin saja suatu saat kita bisa pergi berkunjung ke negara tempat teman kita tinggal.
Suasana Kampus
Disini saya akan lebih fokus menjelaskan suasana kampus. Dimana setiap kampus umumnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Jika kalian ingin tahu suasana di luar kampus, kalian bisa membaca di artikel lainnya.
Karakteristik kampus biasanya juga dipengaruhi oleh budaya dari negara dimana lokasi kampus berada. Taiwan merupakan salah satu negara yang sangat memperhatikan lingkungan alaminya. Tak heran apabila universitas-universitas di Taiwan memiliki banyak lingkungan hijau. NCU tempat saya menimba ilmu, memiliki banyak sekali lingkungan hijau. Salah satunya yaitu adanya danau di dalam kampus yang berisi berbagai macam ikan, angsa, dan hewan air lainnya. Mari lihat video berikut untuk melihat lingkungan danau di NCU.
Umumnya tiap kampus, termasuk NCU, juga memiliki lapangan olahraga seperti lapangan lari, voli, basket, dll. Selain itu, NCU juga memiliki banyak lahan hijau di seluruh kampusnya. Entah karena luas lahannya yang mencapai 62 hektar[1] atau memang gedungnya yang kurang banyak. Namun lahan hijau nya sangat indah dan terawat semua.
NCU sendiri berlokasi di daerah yang berbukit. Hal ini menjadikan NCU mempunyai lokasi yang strategis untuk piknik, berfoto, hingga bersantai di taman. Pemandangan dari gerbang utama NCU juga tidak kalah indah. Kita bisa melihat pemandangan daerah Zhongli dari atas bukit. Mari beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan dari kampus NCU melalui video berikut!
Digitalisasi dan Fasilitasnya
Di zaman digital ini, penggunaan kertas di kampus sudah mulai dikurangi. Apalagi dengan semakin canggihnya teknologi, semakin memudahkan dan mempercepat segala urusan di kampus. Ada beberapa fasilitas yang sudah menggunakan teknologi komputer dan sistem informasi antara lain:
Learning Management System
Dalam bidang akademis, ada Learning Management System (LMS). Mungkin sebagian dari kita sudah sering menggunakannya. Platform Seperti edmodo, moodle, ataupun sistem sejenis lainnya sudah ada di Indonesia. Namun, selama saya di Indonesia, penggunaan sistem LMS ini masih bergantung pada kebijakan dosen nya. Ada yang menggunakan LMS ada juga yang tidak.
Sedangkan di NCU Taiwan, LMS wajib digunakan oleh setiap dosen di setiap mata kuliah. Jadi seluruh tugas, sharing materi, hingga penilaian dilakukan melalui LMS. Jadi setiap saat, seluruh alur perkuliahan dapat dipantau melalui LMS. Kecuali jika ada halangan lain, bisa melalui email atau langsung menemui dosen yang bersangkutan.
Portal Website
Selain itu, universitas di Taiwan juga memiliki Sistem Informasi Akademik (SIAKAD atau sejenisnya). di NCU, sistem ini bernama “National Central University Portal Website”. Namun sistem ini jauh lebih kompleks daripada sistem yang pernah saya gunakan di kampus saya sewaktu kuliah di Indonesia.
Hampir seluruh urusan kampus ada di satu sistem. Banyak sistem mulai dari KRS, KHS, Beasiswa, Bank, Email, Google Suite, Asrama, dll. Bahkan, akun dari sistem ini dapat digunakan untuk mengakses sistem-sistem lokal lainnya di tiap jurusan, termasuk wifi. Akun ini juga dapat digunakan untuk memesan ruangan rapat/kelas apabila dibutuhkan. Semuanya sudah tersistem dan interaksi antar manusia jadi sangat terbatas dan pastinya lebih mudah.
Untuk akun email Google Suite aturannya berbeda-beda, tergantung kemampuan universitas. Keuntungan akun email Google Suite yaitu ruang penyimpanan yang tidak terbatas, tetapi ada syarat dan ketentuannya. Beberapa universitas di Indonesia setahu saya juga sudah memberikan fasilitas ini.
Pengumuman
Karena seluruh sistem sudah terintegrasi dan terdigitalisasi, maka pengumuman pun dilakukan melalui sistem. Saat saya menjadi mahasiswa di NCU, saya mendapatkan akun email dari kampus. Email ini selalu mendapat pengumuman apapun terkait Taiwan, mahasiswa, universitas, atau pengumuman penting lainnya.
Jadi mau tidak mau, akun email ini harus diaktifkan di ponsel. Agar semua pengumuman bisa langsung masuk ke ponsel saat itu juga.
Hubungan Industri dan Akademisi
Mungkin ini adalah salah satu topik yang paling jarang ada di Indonesia. Selama saya kuliah di Indonesia, kuliah hanya masuk ke kelas atau ruang praktikum. Sepulang kuliah hanya mengerjakan tugas. Lalu tidak ada kerjaan lain yang berkaitan dengan akademik diluar keikutsertaan organisasi di kampus.
Biasanya, riset baru dilakukan jika sudah mulai mengambil skripsi atau thesis. Mungkin kampus lain agak berbeda. Tapi gambaran secara umum yang ada di Indonesia seperti itu. Hal ini sangat kontras dengan apa yang saya alami di Taiwan.
Supervisor
Di Indonesia, kita memiliki dosen wali yang mungkin hanya kita temui sekali tiap semester. Lalu, saat kita sudah di akhir semester, barulah kita mencari dosen pembimbing. Sebagian besar dari kita mungkin memiliki dosen pembimbing yang bukan sebagai dosen wali kita sendiri.
Di NCU, bisa dianggap dosen wali dan pembimbing adalah orang yang sama. Namun biasanya disebut “supervisor“. Kita bisa memilih supervisor kita di awal penerimaan menjadi mahasiswa. Pemilihan supervisor, biasanya profesor atau associate professor, harus sesuai dengan bidang ilmu yang kita minati. Lalu profesor tersebut yang akan membimbing mulai awal tahun hingga lulus.
Kegiatan Di Luar Perkuliahan
Setiap profesor pasti memiliki proyek yang dikerjakan dan dikembangkan setiap tahun sesuai dengan bidang ilmunya. Saya rasa banyak dosen (khususnya Profesor) di Indonesia juga melakukannya. Setiap proyek umumnya bekerjasama dengan industri atau perusahaan. Biasanya proyek ini berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Atau bisa juga pengembangan produk dan teknologi perusahaan agar selalu inovatif.
Nah, para profesor di NCU selalu mengikutsertakan beberapa mahasiswa bimbingannya dalam setiap proyeknya. Disini, profesor tidak mengerjakan proyeknya hanya dengan sesama dosen/profesor saja. Tetapi sekelompok mahasiswa sebagai aktor utama dalam setiap proyeknya. Profesor bertindak sebagai pengawas dan pembimbing dalam menyelesaikan proyek tersebut.
Mulai dari tahun pertama kuliah, saya sudah diikutkan dalam sebuah proyek oleh profesor saya. Dimana topik riset, thesis, ataupun disertasi sudah dapat dipikirkan dari awal. Ya meski topik riset umumnya baru didapat di tahun-tahun akhir. Tapi proyek akan sangat membantu dalam pencarian topik yang akan dijadikan riset.
Jadi meski tanpa mengikuti organisasi kampus, kita sudah disibukkan dengan proyek. Justru mengikuti mata kuliah serasa ikut les tambahan. Karena fokus perkuliahan sudah lebih ke arah pengerjaan riset dalam proyek.
Di Indonesia, mungkin sebagian (kecil) mahasiswa doktoral sudah memiliki proyek penelitian. Tapi berapa banyak dari kalian yang sudah pernah diikutkan proyek oleh dosen pembimbing, dari tahun pertama kuliah? Jika kalian punya cerita lain, silahkan kirimkan pada kolom komentar!
Penelitian
Alur penelitian mungkin tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di Indonesia. Namun bedanya yaitu, dari awal kita diterima kuliah, kita sudah harus memilih topik mana yang akan kita dalami. Memang agak susah karena kita yang belum tau apa apa sudah harus memilih. Tapi pilihannya tidak banyak, karena setiap profesor hanya memiliki beberapa topik utama.
Sederhananya, saat awal kita diterima kuliah, kita memilih profesor sesuai bidang minat kita. Lalu memilih topik yang akan didalami dari bidang minat itu hingga lulus. Dari topik itu juga, proses penelitian, penulisan artikel ilmiah, hingga publikasinya ke jurnal ilmiah kita lakukan selama kuliah. Tapi jangan kuatir, misal di tengah jalan sudah tidak sanggup dengan topik tersebut, masih bisa meminta ke profesor untuk berganti topik. Dampaknya ke waktu yang mungkin bisa molor.
Nah, setiap topik yang diberikan oleh profesor, biasanya berhubungan dengan sebuah proyek. Dan karena ini juga, setiap mahasiswa di Taiwan, terkadang memiliki lebih dari satu supervisor. Meski supervisor utama memang hanya satu profesor.
Laboratorium
Dari awal tahun kuliah, kita sudah memilih supervisor. Dari sini biasanya kita sudah digiring ke sebuah laboratorium khusus bidang ilmu yang kita minati. Umumnya ini hanya untuk mahasiswa S2, S3, ataupun post-doktoral. Jarang sekali bahkan hampir tidak ada mahasiswa S1 disini.
Nah di dalam laboratorium tersebut, setiap orang akan memiliki meja kerjanya sendiri. Itu sekaligus dengan fasilitas kerja sesuai dengan laboratorium. Dalam bidang ilmu saya, fasilitas yang diperoleh yaitu PC pribadi dan beberapa komputer server. Server ini nantinya digunakan untuk pengembangan dan akses website dari proyek yang kami dikerjakan.
Sudah saya jelaskan di awal bahwa setiap proyek hampir pasti menggandeng perusahaan. Atau paling minim menggandeng Pemerintah bidang penelitian dan pengembangan (di Indonesia kita kenal DIKTI). Terkadang, atau bahkan sering, laboratorium dipinjami atau diberikan beberapa fasilitas dari perusahaan. Entah itu komputer khusus, server, ataupun peralatan lainnya, yang mana dapat mendukung penyelesaian proyek.
Laboratorium dan fasilitasnya umumnya digunakan untuk eksperimen tentang topik yang kita dalami. Jadi sudah tidak ada kata “menganggur” saat tidak ada tugas dari mata kuliah. Bisa dianggap kita kerja 5 hari seminggu, untuk meneliti dan mengembangkan proyek yang dipegang. Gambaran daily activity mahasiswa computer science di NCU kurang lebih seperti yang digambarkan pada video ini.
Pemahaman teori
Setiap penelitian pasti harus memberikan hasil untuk tim peneliti, perusahaan, ataupun masyarakat. Umumnya, penelitian ini sesuai dengan proyek yang diteliti, yang dibiayai oleh perusahaan (atau pemerintah). Namun karena dikerjakan oleh tim dari universitas (akademisi), umumnya hasilnya dalam bentuk publikasi HKI, naskah jurnal, atau sejenisnya. Biasanya hal ini sudah tertulis di perjanjian kontrak proyek, antara universitas, dan pemberi dana (perusahaan/pemerintah).
Disini kita tidak bisa seenaknya mengerjakan proyek hingga selesai. Saya tau jika proyek itu mudah, bisa dikerjakan oleh mahasiswa S2 sekalipun dalam waktu yang lumayan singkat. Tapi, setiap proyek yang dikerjakan, harus diiringi dengan pengembangan ilmu. Dalam pengembangan setiap proyek, harus ada teori-teori yang dipakai.
Pengalaman dari proyek yang saya kerjakan, ada sebuah algoritma yang digunakan. Dimana algoritma ini sebenarnya sudah banyak teorinya. Namun, saya harus paham, mengapa menggunakan algoritma ini. Lalu bagaimana setiap variabel dari teori matematis tersebut dapat dihubungkan dengan permasalahan yang ada.
Saat kita sudah paham betul dengan algoritmanya, maka harus dituliskan dalam sebuah dokumen. Dengan harapan pemahaman inilah, nantinya proyek dapat dikembangkan lebih jauh lagi. Selain itu, karena proyek dikerjakan oleh mahasiswa, ada saat dimana mahasiswa tersebut lulus dan dilanjutkan oleh mahasiswa baru. Maka keberlanjutan proyek harus selalu dikelola. Selain dari pemaparan hasil pemahaman mahasiswa sebelumnya, dokumen-dokumen tadi juga sangat membantu.
Manajemen waktu
Pengerjaan proyek sangat berhubungan dengan manajemen waktu. Karena setiap proyek pasti memiliki batas waktu pengerjaan. Oleh sebab itu, dalam sebuah tim, harus ada orang yang mengatur jadwal pengerjaan setiap anggotanya. Sebenarnya, kita bisa sekalian mempraktekkan teori tentang manajemen proyek. Mulai dari pengelolaan sumber daya, pengelolaan anggota tim, pengelolaan waktu, dll.
Nah, profesor akan bertindak sebagai pengawas. Jadi setiap minggu, setiap mahasiswa harus memberikan status perkembangan tugasnya. Jika ada yang terhambat dalam pengerjaannya, profesor dapat dengan cepat memberikan pengarahan. Hal ini dapat mencegah waktu kuliah mahasiswa tidak molor. Diharapkan setiap mahasiswa bimbingannya dapat lulus tepat waktu.
Komunikasi alternatif
Selama saya kuliah di Indonesia, bisa dibilang jarang sekali saya berkomunikasi dengan dosen wali ataupun dosen pembimbing melalui pesan. Itupun hanya melalui SMS ataupun WA. Kebanyakan jika ingin berkomunikasi, ya datang ke kampus. Lalu ke ruang dosen, menemui saat beliau senggang. Bahkan ke dosen pembimbing saja kadang dua minggu sekali, atau sebulan sekali.
Namun semua berbeda saat merasakan kuliah di NCU, Taiwan. Profesor selalu memantau perkembangan tiap mahasiswa bimbingannya. Saat tidak memungkinkan untuk bertatap muka, kami menggunakan alat komunikasi lain. Skype dan Teamviewer merupakan contoh aplikasi yang kami gunakan untuk berdiskusi.
Tak masalah meski sudah menetapkan waktu diskusi, namun tidak dapat bertemu secara fisik. Jadi saat berkomunikasi menggunakan Skype dan Teamviewer, kami juga biasanya berdiskusi menggunakan power point sebagai papan tulisnya. Terkadang demi menghemat waktu dan biaya, cara komunikasi seperti ini juga kerap kami lakukan saat berdiskusi dengan representatif perusahaan.
Selain itu, disini kami juga aktif melakukan komunikasi via Email. Terkadang pengiriman email tidak hanya untuk pengingat jadwal rapat. Namun juga digunakan untuk diskusi mingguan dengan profesor ataupun dengan perusahaan.
Untuk detail gambaran mengenai penelitian, laboratorium, dan kegiatan selama di kampus, bisa kalian lihat pada video berikut:
Beasiswa
Yang terakhir, beasiswa sangat penting jika kamu mau kuliah di luar negeri. Hal ini akan mempermudah kita untuk fokus dalam menyelesaikan kuliah. Kita tidak perlu lagi memikirkan pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan. Tapi hal ini tidak berlaku jika kamu membawa seluruh keluargamu ke luar negeri. Beasiswa mungkin tidak mencukupi jika membawa banyak anggota keluarga yang tidak mendapat beasiswa juga.
Banyak beasiswa yang bisa dilamar, mulai dari LPDP, beasiswa pemerintah negara tujuan, atau bahkan beasiswa dari kampus tujuan. Saya paham jika LPDP saingannya banyak, karena seluruh Indonesia. Tapi beasiswa kampus tujuan umumnya jauh lebih sedikit persaingannya. Umumnya universitas yang sudah dikenal secara global menawarkan beasiswa semacam ini. Untuk informasi lebih lanjut, kamu dapat membaca artikel mengenai cara mendapatkan beasiswa kampus (khususnya National Central University).
Untuk penjelasan informasi detail cara mendapatkan beasiswa dari NCU bisa Anda dapatkan pada video berikut:
Referensi
- [1]NCU, “Introducing NCU: Introduction,” National Central University, Feb. 03, 2020. https://www.ncu.edu.tw/en/pages/show.php?top=1&num=477 (accessed Feb. 15, 2020).
Maaf ka mau tanya , aku baru lulus tahun ini tepatnya buln 6 kemrin
Rencananya mau ambil s2.
Tapi saat aku ambil s1 lewat program yg katanya bisa kuliah + magang, tetapi saat sudah kuliah kami benar” cuman kerja , sampai saat hari kuliah kami pun diganti jdi hari kerja. Jdi kami semua bener” lulus s1 dengan penyesalan mengikuti program tersebut. Krna program tersebut benar” tidak sesuai yng sudh mereka jelaskan sebelumnya. Dan saya lulus s1 dengan bahsa mandarin yng masih belum lancar bahkan bidang kuliah yg saya ambil pun tidak ada gunanya seolah hnya formalitas saja. Saya sekrng msih ada ditaiwan saya berubah ARC Student saya dengan ARC untuk pencari kerja , karena saya skrng pengen banget buat lanjut s2 tapi saya masih mencari kampus yg bisa dpet beasiswa dn bener” bisa kuliah seperti orng” pda umumnya dn saya niatnya memng mau masuk ke NCU di zhongli dan saya juga pengen ngajuin buat beasiswa tpi saya masih bingung saya harus bagaimana. Tolong ka sarannya
Kak Rini,
Pengajuan beasiswa bersamaan dengan pendaftaran kuliah, bedanya hanya memilih pakai pengajuan beasiswa atau tidak. NCU sendiri memberikan beasiswa + uang saku perbulan, jenis beasiswa lainnya bisa dilihat disini: https://cis.ncu.edu.tw/admissions/menu.content/view/sn/59. Namun perihal ARC, saya kurang tau.
Saran saya:
1. untuk merubah ARC dari tipe pekerja ke student, bisa langsung menanyakan ke pihak imigrasi.
2. Sebelum mendaftar kuliah, ada baiknya memilih professor yang akan menjadi supervisor kak Rini. Bisa langsung ke pilihan jurusan di NCU https://www.ncu.edu.tw/en/pages/index.php?num=2. Akan lebih baik jika kak Rini punya kenalan yang pernah berinteraksi langsung dengan professor yang sesuai bidang kak Rini.
Semoga anakku bisa dapat beasiswa dan kuliah seperti mbak Ida. Inspiratif banget deh, apalagi di sini dibahas sangat lengkap dan detail, jadi bisa kebayang, apalagi anakku suka tercetus ingin ke luar negeri, maybe bisa menginjakkan kaki di Taiwan juga
Seru sekali..
Kuliah di luar negeri bukan hanya nilai plus yang diperoleh tapi juga pengalaman dan belajar budaya, bahasa hingga beradaptasi untuk tetap gigih meraih kesuksesan.
Manalah Taiwan menggunakan bahasa Mandarin dengan aksara yang…eem, hihii..lihatnya ja ribet yaa.. tarikan garis kiri-kanan, atas-bawah.
Keren, kak.
Semangaaaatt~
Kami para TKI di Taiwan biasanya kenal dengan para mahasiswa atau pengurus PPI yg sering aktif di masjid dan suka membantu kegiatan keagamaan. Kalau yg gak pernah ke masjid dan acara komunitas, kaya dengan orang asing saja meski sesama WNI
Bener banget, saya juga kenal baik dengan beberapa PMI di Taiwan meskipun tidak dari jalur organisasi saja. Banyak PMI yang sudah sukses dan membuka lapangan pekerjaan, bahkan sudah ada yang 20 tahun lebih bekerja di Taiwan. Kalau menurut pengalaman saya, meskipun tidak ikut di acara keagamaan atau organisasi masih banyak cara lain untuk berinteraksi dengan sesama warga Indonesia, misalnya datang ke warung atau tempat mereka jualan (ini untuk PMI yang membuka usaha jualan). Kalau PMI yang kerja PRT atau di pabrik memang jarang interaksi dengan mahasiswa sepertinya. Hanya saja kalau ketemu dijalan saya pribadi sebisa mungkin saling menyapa.
berarti perjuangan bgt ya mba misal pas 100% mandarin tuh. aku kira kalau mau diterima beasiswa paling nggak bisa bahasa negara yg mau didatengin jg nggak cuma bahasa inggris.
tp untuk biaya sekolah bahasa itu dibayarin jg ya?
perjuangannya buat lulus warbyasak ya mbaa
Mungkin ini salah satu kemudahan kuliah di Taiwan. Meskipun kita tidak bisa bahasa Mandari (hanya bisa sedikit) kita masih bisa survive dan ikut pembelajaran, karena ada kelas bahasa Inggris yang bisa diambil khususnya oleh mahasiswa Internasional. Dan untuk kuliah master atau doktoral tidak diwajibkan mengambil kursus bahasa Mandarin (opsional) hanya diwajibkan mengambil kelas Mandarin di kampus, ini pun hanya satu semester saja yang wajib. Tidak ada sekolah bahasa ya kak, kalau mau ngambil sekolah bahasa tambahan bisa biaya sendiri.
Ooo.. Nggak ada kursus bahasa wajib gitu ya sebelum kuliah? Jadi kewajibannya hanya wajib ambil mata kuliah bahasa?
Inget beberapa kawan yang kuliah ke Jerman dan Jepang, harus kursus bahasa dulu, sebelum berangkat atau setelah tiba di negara tujuan.
Ini salah satu kemudahan kuliah magister atau doktoral di Taiwan. Kami tidak diwajibkan bisa bahasa Mandarin, karena kelas untuk mahasiswa Internasional tersedia dalam Bahasa Inggris. Tapi, bisa bahasa Mandarin juga lebih bagus lagi, karena tidak semua orang di Taiwan bisa bahasa Inggris. Jadi punya skill bahasa Mandarin bisa dipakai saat kita komunikasi dengan orang Taiwan saat belanja ke pasar, atau saat bertemu di jalan.
cantik banget campusnya ya?
Tentang bahasa, saya jadi inget anak saya yang kuliah di Jepang dan mendapat penghasilan lumayan dengan menjadi teman berkomunikasi dalam bahasa Inggris – Jepang
Mungkin jadi penerjemah ya? Iya betul, jika kita bisa mengambil kerjaan sampingan misalnya jadi penerjemah Inggris-Indonesia atau Inggris-Bahasa Asing lain, bisa jadi salah satu sumber income sampingan ya mom
Informasi kuliah di Taiwan dan perbedaan penggunaan bahasa asing Mandarin merupakan tantangan tersendiri. Selamat menuntut ilmu.
Iya kak, jadi ada tantangan tersendiri. Terimakasih sudah mampir…
Menarik kak
Aku noted dl deh semua infonya.siapa tau bisa buat anak2 kuliah nanti
Iya Mom. Semoga bisa menginspirasi dan memberikan semangat untuk putra-putrinya dalam menggapai cita-cita setinggi langit ya Mom. Semoga bisa kuliah ke luar negeri juga… Aamiin