Articles » Akademik » Menulis dan Memublikasikan Artikel Ilmiah itu Mahal dan Lama. Inilah Alasannya.
Menulis dan Memublikasikan Artikel Ilmiah itu Mahal dan Lama. Inilah Alasannya.

Menulis dan Memublikasikan Artikel Ilmiah itu Mahal dan Lama. Inilah Alasannya.

Terakhir diperbarui pada April 25, 2023

Banyak yang berkata bahwa meski mereka telah selesai menulis artikel ilmiah, membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk memublikasikannya. Meskipun, ada sebagian kecil jurnal bereputasi yang dapat memproses dan memublikasi artikel ilmiah dalam beberapa bulan saja. Selain itu, bisa jadi kita membutuhkan dana yang cukup fantastis, baik untuk membayar jasa koreksi cetakan (proofread) maupun membayar biaya pengolahan artikel (article processing charges (APC)) di sebuah jurnal bereputasi.

Sebagai gambaran, mari kita bahas bagaimana alur menulis hingga memublikasi sebuah artikel ilmiah.

1. Bagan alur penulisan hingga publikasi artikel ilmiah

Bagan alur penulisan hingga publikasi artikel ilmiah
Gambar 1. Bagan alur penulisan hingga publikasi artikel ilmiah

Berdasarkan Gambar 1, secara umum tahapan artikel ilmiah mulai penulisan hingga publikasi, yaitu:

  1. menulis artikel ilmiah,
  2. editorial atau tahap penyempurnaan (seperti alih bahasa dan proofread),
  3. memilih jurnal tujuan,
  4. mengirimkan artikel ke jurnal tujuan,
  5. apabila ditolak, maka kembali ke langkah ketiga, untuk mencari jurnal tujuan lainnya,
  6. apabila perlu revisi, maka penulis merevisi berdasarkan komentar editor, dan mengirimkan kembali hasil revisi,
  7. apabila sudah tidak ada revisi, maka artikel diterima dan siap untuk dipublikasi.

Dalam hal ini, umumnya tahap 4 hingga 6 membutuhkan waktu paling lama. Terlebih lagi, apabila artikel sering ditolak oleh jurnal karena substansinya tidak sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup jurnal, ataupun tidak dipahami oleh peninjau karena diluar kepakaran mereka. Maka kemungkinan akan menambah waktu tunggu artikel hingga terpublikasi, bahkan dapat mencapai beberapa tahun.

2. Mempersiapkan artikel ilmiah

Artikel ilmiah merupakan salah satu cara untuk memublikasi hasil penelitian kita. Maka, sebelum mulai menulis artikel ilmiah, hasil penelitian hingga validasinya harus kita peroleh terlebih dahulu.

Selanjutnya, menulis artikel ilmiah berpatokan beberapa hal, seperti kontribusi, hasil, dan validasi dari penelitian tersebut. Yang mana, penulisan artikel umumnya mengikuti struktur yang meliputi beberapa bagian, seperti abstrak, latar belakang/pendahuluan, pendekatan/metode terkait, usulan pendekatan/metode kita, eksperimen, hasil dan validasi, hingga kesimpulan.

Namun menulis sebuah artikel ilmiah yang berkualitas itu membutuhkan banyak perhatian. Hal yang paling penting yaitu, pemaparan kontribusi artikel dan definisi permasalahan harus tepat, jelas dan ringkas. Karena salah satu tujuan memublikasi sebuah artikel ilmiah adalah agar orang lain dengan kasus yang mirip atau sama, dapat menemukan dan menggunakan artikel tersebut, sebagai referensi untuk menyelesaikan kasus mereka.

Masalahnya adalah, apakah pendekatan/metode usulan dalam artikel tersebut masuk akal dan dapat ditindaklanjuti (actionable)? Nah, inilah peran adanya bagian eksperimen, hasil, serta validasi, untuk meyakinkan pembaca bahwa usulan pendekatan/metode tersebut layak untuk digunakan. Selain itu, penggunaan referensi-referensi sebagai dasar, perbandingan, atau pendukung juga harus relevan.

Ilustrasi penulisan artikel ilmiah
Gambar 2. Ilustrasi penulisan artikel ilmiah (sumber: freepik)

Bagi para penulis yang berpengalaman, umumnya tidak ada masalah dalam menyusun substansi sebuah artikel ilmiah. Di sisi lain, bagi penulis pemula, pastilah tidak semudah yang mereka bayangkan, meski banyak referensi di Internet untuk membantu mereka. Dalam hal ini, Indowhiz menawarkan layanan baik konsultasi maupun pendampingan yang mengajarkan bagaimana menulis sebuah artikel ilmiah yang berkualitas, bagi pemula.

Apabila para penulis telah selesai menyusun dan menulis isi sebuah artikel ilmiah, masih ada tahapan editorial untuk menyempurnakannya. Beberapa tahapan tersebut meliputi, mengedit tata letak dan gaya selingkung sesuai panduan jurnal tujuan, dan koreksi cetakan (proofread).

3. Mengirimkan artikel ilmiah ke jurnal yang tepat

Sebuah jurnal internasional bereputasi, umumnya memiliki tujuan dan ruang lingkup (aims and scope) yang spesifik. Oleh karena itu, sangat penting untuk menentukan jurnal tujuan yang paling relevan untuk memublikasi artikel kita.

Pengiriman artikel (submission) ke jurnal tujuan umumnya membutuhkan waktu beberapa hari. Karena, selain berkas artikel utama, jurnal-jurnal bereputasi umumnya juga mewajibkan penulis untuk mengunggah beberapa berkas pendukung. Contohnya, surat pengantar (cover letter), gambar beresolusi tinggi, deklarasi konflik kepentingan, dan biografi. Selain itu, terkadang kita juga harus menuliskan banyak metadata atau data-data pendukung lainnya dalam sistem.

Ilustrasi pengiriman artikel ilmiah (submission)
Gambar 3. Ilustrasi pengiriman artikel ilmiah (submission)

Setelah selesai mengirimkan, kita harus aktif memonitor status artikel kita. Semisal dalam 2 minggu, belum ada perubahan status menjadi “sedang direview” (under review) atau pemberitahuan penolakan, maka kita perlu menanyakan status artikel kita kepada redaksi jurnal. Begitu juga apabila selama 2-3 bulan statusnya tetap “sedang direview”, kita juga perlu menanyakan kembali tentang perkembangannya kepada redaksi jurnal.

4. Menanggapi komentar peninjau (reviewer)

Selanjutnya, pemimpin redaksi akan memberikan keputusan terkait artikel kita dengan mempertimbangkan komentar dari para peninjau. Umumnya, kita akan mendapatkan email berupa pemimpin redaksi beserta komentar dari para peninjau. Dalam hal ini, para penulis harus teliti dalam membaca semua komentar, dan berdiskusi bersama-sama. Setelah itu, para penulis berdiskusi bersama-sama dan membuat rencana untuk menanggapi setiap detail komentar-komentar para peninjau tersebut.

Ilustrasi diskusi dalam merevisi artikel ilmiah
Gambar 4. Ilustrasi diskusi dalam merevisi artikel ilmiah (sumber: pressfoto)

Komentar peninjau umumnya akan memberikan wawasan dari sudut pandang lain terkait artikel kita. Harapannya, kualitas artikel akan meningkat dan lebih jelas dalam memberikan baik pemaparan, kemungkinan penerapan, maupun bukti-bukti penguatnya. Oleh karena itu, kita harus bersikap sopan dan teliti dalam menulis tanggapan, dan juga memberikan bukti-bukti penguat tambahan.

5. Total perkiraan waktu dan biaya

Dalam bagian akhir ini, mari kita bahas semahal dan selama apa sih menulis artikel ilmiah hingga memublikasikannya ke jurnal bereputasi.

  • Menulis artikel: 1 hingga 12 bulan (gratis ataupun berbayar hingga belasan juta rupiah)
    • Jika para penulis telah berpengalaman atau tanpa layanan pendampingan, maka mungkin tidak memerlukan biaya khusus
    • Jika membutuhkan layanan pendampingan atau konsultasi, maka memerlukan biaya beberapa ratus ribu hingga belasan juta tergantung penyedia layanan.
  • Menyempurnakan artikel: 1 hingga 4 minggu (beberapa ratus ribu hingga beberapa juta rupiah)
    • Alih bahasa, umumnya membutuhkan biaya ratusan ribu hingga beberapa juta rupiah.
    • Koreksi cetakan (proofread), umumnya juga membutuhkan biaya ratusan ribu hingga beberapa juta rupiah.
  • Mengirimkan artikel: 1 minggu (gratis)
    • Umumnya, pengiriman artikel tidak dipungut biaya.
  • Review berulang hingga Publikasi artikel: 2 hingga 12+ bulan (gratis ataupun berbayar hingga puluhan juta rupiah)
    • Sebagian jurnal dengan model berlangganan, tidak membebankan biaya apapun kepada para penulis artikel.
    • Sebagian jurnal, khususnya dengan model akses terbuka (open access), membebankan biaya pengolahan artikel (article processing charge (APC)) hingga puluhan juta rupiah. Umumnya, para penulis membayar APC setelah editor jurnal menerima artikel (accepted).

Tanpa mempertimbangkan hal lainnya, menulis artikel ilmiah hingga memublikasikannya ke jurnal bereputasi membutuhkan waktu mulai dari 3 bulan hingga lebih dari satu tahun. Selain itu, biaya dapat diminimalisir hingga kurang dari satu juta rupiah. Namun ada kalanya pemberi dana penelitian kita menginginkan artikel ilmiah tersebut dikirimkan ke jurnal dengan model akses terbuka yang membutuhkan biaya APC hingga puluhan juta rupiah.

Gambar sampul oleh “ready made” di Pexels

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.